Makin sempitnya lahan pemukiman diperkotaan dan tingginya harga tanah mendorong pertumbuhan bangunan bertingkat secara vertikal keatas.
Indikasi ini mendorong semakin berkembangnya bangunan-bangunan bertingkat baik residensial maupun komersial, seperti rumah tinggal, ruko,sekolah mal dan lain sebagainya.
Mendirikan bangunan bertingkat baru maupun renovasi tambahan bangunan keatas, tentu membutuhkan pelat lantai baru atau “nge-dak”. Membuat pelat lantai memang mutlak dilakukan karena ia adalah pijakan orang ketika berada di lantai atas.
Berbagai jenis bahan bangunan dan cara digunakan untuk “nge-dak” atau membangun pelat lantai. Dulu, untuk membuat pelat lantai dapat digunakan dengan cara cor beton dan pelat kayu. Kedua cara ini sudah dikenal masyarakat sejak lama.
Namun dengan semakin mahalnya harga material dan upah tukang menyebabkan biaya “nge-dak” pun menjadi semakin tinggi. Hal ini mendorong memunculkan teknologi dan material baru yang lebih efisien dan ekonomis.
KERAMIK KOMPOSIT BETON (KERATON)
Keramik komposit beton atau keraton, sebenarnya merupakan pelat rusuk. Bentuk dan bahan pembuat keraton menyerupai balok bata, tetapi bagian tengahnya berlubang-lubang. Lubang ini bukanlah sembarang lubang, melainkan konstruksi yang sudah dihitung dengan tepat, sehingga membuat bahan ini kuat digunakan sebagai pelat lantai. Keraton yang baik adalah campuran tanah liat yang dipanasi sampai diatas 1000 derajat celcius.
Keberadaan lubang atau rongga ternyata dapat mengurangi berat keraton dibanding beton masif konvesional. Selain itu, penggunaan keraton juga dapat menghemat besi beton hingga 70%, jika pemasangannya menggunakan teknik pelat satu arah /one way slab. Dengan demikian konstruksi keraton merupakan struktur pelat lantai bangunan bertingkat yang efisien, praktis dan ekonomis.
BAHAN DASAR KERATON
Keraton ini terbuat dari bahan dasar tanah liat (keramik) yang dicetak dengan cetakan khusus sehingga berbentuk menyerupai kubus dengan lubang-lubang dibagian tengahnya (liat gambar)
Keramik ini mempunyai rongga yang bila diperhatikan secara seksama menyerupai huruf “V”. Dalam keadaan terpasang, rongga “V” ini seakan-akan menumpu beban yang ada diatasnya. Untuk membuat pelat, keraton ini dirangkai dengan campuran semen pasir (beton) dan direkatkan dengan beton.
Untuk memperkuat strukturnya, keraton juga diberi tulangan baja yang diletakkan di keempat sisinya dsan kemudian dicor dengan beton. Pemberian tulangan dilakukan dengan system penulangan searah. Ini karena tulangan hanya dikaitkan dengan dua balok yang berhadapan.
Bahan material ini lahir atas kerjasama beberapa Negara di Eropa yang kemudian teknologi ini dibawa ke Indonesia melalui proyek bantuan teknis pembangunan industri bahan bangunan yang diawasi oleh UNIDO/UNDP (PBB Project INS/74/034). Pada proyek penelitian yang berlangsung sekitar tahun 1977, bahan material ini diteliti penggunaannya pada sebuah rumah contoh di Puslitbangkim Cipta Karya Pekerjaan Umum. Aplikasi material padapada penelitian ini merupakan merupakan hasil pengembangan dari Ir. Emon Sulaiman (Alm) dan Nasan Subagia. Kemudian dikembangkan lagi dengan modifikasi modem oleh Ir. Judadi dan Dipl.Ing Yudiro pada tahun 1984. Setelah itu pada tahun 1990 dikembangkan lagi mofikasinya oleh Ir. Bambang Mursodo
Keramik Komposit Beton (KERATON)... AMAN
- Kekuatan material sudah diuji di laboratorium yang mendapat bahwa keraton akan melendut pada beban diatas 600 kg/m2, terutama pada bentangan diatas 4 meter Hasil ini sesuai dengan loading Test-II No. LB/BPPPU/001-12/IX/9906.09.99
- Keberadaan Rongga didalam KERATON akan memudahkan kita untuk menangkap “signal” bila pelat/dak beton itu akan runtuh. Hal ini bisa diibaratkan dengan sepotong bambu yang akan patah, maka bambu tersebut akan memberikan suara “KREK” sebelum dia akan patah. Berbeda jika kayu yang akan patah, signal itu tidak ada karena kayu tidak punya rongga didalamnya, jika patah dia akan langsung patah.
- Bobot ringan membuat struktur ini aman sebagai struktur tahan gempa. Bila ada gempa dan terjadi keruntuhan maka keruntuhannya tidak dalam bentuk lempengan besar dan berat.
TULANGAN SEARAH
Dalam perhitungan struktur yang sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03 dikenal adanya penulangan pelat/dak lantai satu arah dan dua arah. Menurut Istimawan Dipohusodo (dalam bukunya struktur beton bertulang) yang disebut dengan penulangan satu arah adalah penulangan yang dipasang pada arah tegak lurus terhadap dukungan (balok) atau penulangan yang didukung pada dua tepi yang berhadapan sedemikian hingga lenturan timbul hanya dalam satu arah, yaitu pada arah yang tegak lurus terhadap arah dukungan tepi. Karena itu pelat/dak lantai tersebut hanya didukung pada kedua sisinya. Lazimnya penulangan satu arah dilakukan apabila perbandingan sisi panjang terhadap sisi pendek pelat lantai yang saling tegak lurus lebih besar dari 2. Untuk KERATON, tulangan diambil pada sisi yang pendek. Bila ukuran pelat lantai 6x3 meter, maka tulangannya diambil pada sisi arah tegak lurus sisi terpanjangnya. Dengan demikian keraton akan mempunyai bentang 3 meter.
Sedangkan yang disebut dengan tulangan dua arah adalah penulangan yang didukung oleh keempat sisi pelat/dak lantai beton. Lenturan yang akan timbul yaitu lenturan pada dua arah yang saling tegak lurus.
UKURAN DAN DIMENSI KERATON
Ada dua Tipe KERATON yang kami pasarkan yakni :
1. CB 9 = tebal 9-10 cm
2. CB 12 = tebal 12-13 cm
dengan Dimensi normal
panjang : 24 -25 cm dan lebar 21-22 cm
dimensi potongan 1/4
panjang 7-8 cm dan lebar 21-22 cm
1 meter persegi = 20 pcs keraton
KEUNTUNGAN MENGGUNAAN KERATON
- Keraton yang dapat menahan beban hingga 750Kg/m, kekuatannya relative sama dengan pelat lantai konvensional
- Proses pengerjaannya lebih cepat.
- Lebih hemat karena penghematan tenaga kerja dan waktu
- Lebih efisien karena dapat dikerjakan secara bersamaan dengan perkerjaan yang lain di lantai bawah atau pun dibagian atasnya
- Lebih murah disbanding plat beton konvensional biasa.
- Lebih ringan sehingga mengurangi beban bangunan
- Tidak banyak memerlukan Scafolding/kayu stagger (penyangga cetakan pelat beton)
- Bisa sebagai peredam panas dan suara, karena ada rongga udara.
- Tidak bocor, jika gunakan sebagai atap
- Bisa sebagai elemen estetika/artistic untuk lantai dibawahnya, jika tanpa di tutup plafon.